Jumat, 11 Januari 2019

Makalah perencanaan dan pengendalian biaya tenaga kerja langsung




BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar belakang
Penyusunan Anggaran Tenaga Kerja Langsung merupakan Suatu rencana yang menggambarkan berapa besarnya biaya tenaga kerja langsung yang harus dibayarkan pada setiap departemen produksi maupun secara keseluruhan selama satu periode dalam pelaksanaan proses produksi guna menghasilkan produk sesuai dengan rencana produksinya.
Pada dasarnya Budget tenaga kerja sangat berhubungan erat dengan rencana laba tahunan, mengingat upah tenaga kerja merupakan pas biaya yang paling besar jika dibandingkan dengan biaya lainnya. Budget tenaga kerja harus dikembangkan menurut jam kerja langsung dan biaya kerja langsung dan juga harus dikembangkan menurut tanggung jawab dan menurut priode antara, hal ini penting untuk penaksiran biaya produksi tiap produk. Banyak perusahaan mengembangkan label-label tenaga kerja sebagai cara untuk membantu dalam merencanakan dan mengendalikan seluruh upah tenaga kerja.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa anggaran tenaga kerja adalah anggaran yang merencanakan secara terperinci tentang upah yang akan dibayarkan kepada tenaga kerja meliputi rencana tentang jumlah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu periode produksi, tarif upah dan waktu (kapan) pengerjaannya.

2.        Rumusan Masalah
1.      Pengertian dan pendekatan yang dipergunakan dalam perencanaan biaya tenaga kerja langsung.
2.      Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung?
3.      Struktur anggaran biaya tenaga kerja langsung?
4.      Pengendalian biaya tenaga kerja langsung

3.        Tujuan
1.      Untuk memahami pengertian dan pendekatan yang dipergunakan biaya tenaga kerja langsung.
2.      Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi anggaran biaya tenaga kerja langsung.
3.      Untuk mengetahui struktur anggaran biaya tenaga kerja langsung.
4.      Untuk memahami pengendalian biaya tenaga kerja langsung.
BAB II
PEMBAHASAN

1.    Pengertian dan pendekatan yang dipergunakan dalam perencanaan biaya tenaga kerja langsung
Pengertian
Tenaga Kerja langsung adalah tenaga manusia yang secara langsung berperan dalam proses produksi, dengan ciri-ciri :
1.                     Besar kecilnya biaya berhubungan secara langsung dengan kegiatan produksi
2.                     Biaya yang di keluarkan merupakan biaya variable
3.                     Kegitan tenaga kerja langsung dihubungkan dengan produksi untuk penentuanharga pokok.
Tenaga kerja langsung pengertiannya pada prinsipnya terbatas pada tenaga kerja di pabrik yang secara langsung terlibat pada proses produksi dan biayanya dikaitkan pada biayaproduksi atau pada barang yang dihasilkan.
Tenaga kerja langsung adalah tenaga manusia yang bekerja langsung mengolah produk. Untuk perusahaan yang memproduksi kursi rotan,yang disebut tenaga kerja langsung antara lain tukang potong rotan, tukang ketam (pelicin) kursi rotan, dan tukang warna kursi rotan.
Anggaran biaya tenaga kerja langsung merupakan anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang upah yang akan dibayarkan kepada para tenaga kerja langsung selama periode yang akan datang, yang di dalamnya meliputi rencana tentang jumlah waktu yang diperlukan oleh para tenaga kerja langsung untuk menyelesaikan unit yang akan diproduksi, tarif upah yang akan dibayarkan kepada para tenaga kerja langsung dan waktu (kapan) para tenaga kerja langsung tersebut menjalankan kegiatan proses produksi, yang masing-masing dikaitkan dengan jenis barang jadi (produk) yang akan dihasilkan, serta tempat (departemen) di mana para tenaga kerja langsung tersebut akan bekerja.



Pendekatan

Pendekatan yang digunakan untuk membuat anggaran tenaga kerja langsung:
1.      Memperkirakan standar jam tenaga kerja langsung yang dibutuhkan untuk setiap unit dari setiap produk, kemudian memperkirakan tingkat upah rata-rata menurut departemen, pusat biaya, atau operasi dikalikan waktu standar per unit dari produk dengan rata-rata tingkat upah per jam, menghasilkan biaya tenaga kerjalangsung per unit keluaran untuk setiap departemen,pusat biaya, atau operasimenurut tingkat biaya tenaga kerja langsung per unit untuk memperoleh total biaya tenaga kerja langsung menurut produk.
2.      Memperkirakan rasio dari biaya tenaga kerja langsung untuk beberapapengukuran dari keluaran yang dapat direncanakan secara realisti. 88 Dr. Enni Savitri, SE, MM.Ak
3.      Membuat data personel menurut kebutuhan jumlah personel(termasuk biaya)untuk tenaga kerja langsung setiap pusat tanggung jawab.

2.      faktor penyusunan anggaran tenaga kerja langsung
Suatu rencana yang menggambarkan berapa besarnya biaya tenaga kerja langsung yang harus dibayarkan pada setiap departemen produksi maupun secara keseluruhan selama satu periode dalam pelaksanaan proses produksi guna menghasilkan produk sesuai dengan rencana produksinya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Anggaran tenaga kerja.
1.      Kebutuhan tenaga kerja
2.      Penarikan tenaga kerja
3.      Latihan tenaga kerja
4.      Evaluasi dan spesifikasi pekerjaan bagi tenaga kerja
5.      Gaji dan upah
6.      Pengawasan tenaga kerja
Faktor-faktor yang diperhatikan dalam penyusunan anggaran tenaga kerja langsung:
1.      Rencana produksi
2.      Bagian/departemen yang digunakan untuk melakukan proses produksi
3.      Standar penyelesaian produk, waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu unit produk
4.      System upah yang digunakan (menurut waktu per jam, hasil per unit, atau dengan insentif interval)     
                    System Upah Menurut Waktu Per Jam
Upah yang besarnya ditentukan berdasarkan jam standar tenaga kerja langsung dikalikan dengan tarif upah standar tenaga kerja langsung. Jika seorang pekerja diupah berdasarkan jam kerja, maka besarnya upah kotor yang akan dibayarkan kepada pekerja adalah sebesar jumlah jam kerja termasuk jam lembur dikalikan dengan tariff upah per jam kerja.
Upah kotor = Jumlah jam kerja x tarif / jam
System Upah Menurut Hasil Per Unit
Apabila perusahaan menggunakan tariff berdasarkan unit produksi yang dihasilkan, maka upah kotor yang akan diterima oleh pekerja adalah sebesar unit produksi yang dihasilakan oleh masing-masing pekerja dikalikan dengan tarif upah perunit.
Upah kotor = unit dihasilkan x tarif per unit
System Upah Dengan Insentif Interval
Upah yang besarnya didasarkan pada unit yang diselesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan berdasarkan intervalnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan budget upah tenaga kerja langsung :
1.      Budget unit yang akan diproduksi (susunan tenaga kerja,kualitas dan kuantitas barang yang akan diproduksi.
2.      Standar waktu (time standar)
3.      System pembayaran upah yang dipakai perusahaan
4.      Pada dasarnya ada 3 sistem pembayaran upah :
·         Menurut jam kerja
·         Menurut kuantitas hasil kerja
·         Menurut jam kerja, kuantitas hasil kerja, dan insentif yang didasarkan pada prestasi kerja

3.     Struktur Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Anggaran tenaga kerja langsung harus selaras dengan struktur dari rencana laba tahunan. Oleh karena itu, harus memperlihatkan biaya dan jam tenaga kerja langsung yang direncanakan menurut pusat tanggung jawab, waktu ( bulan atau kuartalan ), dan menurut produk
4.     Perencanaan Dan Pengendalian Biaya Tenaga Kerja Langsung
Hal hal yang perlu di perhatikan dalam pengendalian dan perencanaan tenaga kerja langsung:
1.      Kebutuhan personel
2.      Penerimaan tenaga kerja
3.      Pelatihan
4.      Pengukuran kinerja
5.      Urutan tugas dan penilaian
6.      Negosiasi dengan serikat pekerja
7.      Administrasi upah dan gaji
Fungsi perencanaan dan pengendalian anggaran tenaga kerja
1.      Pemakaian tenaga kerja bisa lebih efesien karena perencanaan dan standar telah di tentukan dengan matang
2.      Pengeluaran(biaya)tenaga kerja dapat di rencanakan dan di atur secara efesien
3.      Harga pokok barang dapat di hitung


Kesimpulan :
Tenaga Kerja Langsung merupakan Suatu rencana yang menggambarkan berapa besarnya biaya tenaga kerja langsung yang harus dibayarkan pada setiap departemen produksi maupun secara keseluruhan selama satu periode dalam pelaksanaan proses produksi guna menghasilkan produk sesuai dengan rencana produksinya.
Pada dasarnya Budget tenaga kerja sangat berhubungan erat dengan rencana laba tahunan, mengingat upah tenaga kerja merupakan pas biaya yang paling besar jika dibandingkan dengan biaya lainnya. Budget tenaga kerja harus dikembangkan menurut jam kerja langsung dan biaya kerja langsung dan juga harus dikembangkan menurut tanggung jawab dan menurut priode antara, hal ini penting untuk penaksiran biaya produksi tiap produk.



 Tiara aqilla
Universitas gunadarma 
11 januari 2019




Kamis, 10 Januari 2019

AKTIVA TETAP BERWUJUD PEROLEHAN, PENGGUNAAN DAN PEMBERHENTIAN


Pengertian Aktiva Tetap Berwujud
Aktiva Tetap Berwujud adalah aktiva-aktiva yang berwujud yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. Istilah relatif permanen menunjukan sifat dimana aktiva yang bersangkutan dapat digunakan dalam jamgka waktu yang relatif cukup lama. Jadi aktiva berwujud yang umurnya lebih dari satu periode akuntansi di kelompokan sebagai aktiva tetap berwujud.

Karakteristik Aktiva Tetap Berwujud
·         Memiliki bentuk fisik
·         Digunakan secara aktif dalam kegiatan normal perusahaan
·         Dimiliki tidak sebagai investasi ( penanaman modal ) dan tidak diperdagangkan
·         Memiliki jangka waktu kegunaan ( umur ) relatif permanen ( lebih dari satu periode akuntansi/lebih dari satu tahun )
·         Memberikan manfaat di masa yang akan datang

Penggolongan Aktiva Tetap Berwujud
  1. Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas seperti tanah untuk letak perusahaan, pertanian dan peternakan.
  2. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya bisa diganti dengan aktiva yang sejenis. Contohnya : bangunan, mesin dan alat-alat pabrik, kendaraan dan alat-alat transport.
  3. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya tidak dapat diganti dengan aktiva yang sejenis. Contohnya : sumber alam ( tambang, hutan)
Harga Perolehan Aktiva Tetap Berwujud
Untuk menentukan besarnya harga perolehan suatu aktiva, berlaku prinsip yang menyatakan bahwa semua pengeluaran yang terjadi sejak pembelian sampai aktiva itu siap dipakai harus dikapitalisasi. 

Cara Perolehan Aktiva Tetap Berwujud
1. Pembelian Tunai
Aktiva tetap yang diperoleh dari pembelian tunai dicatat dalam pembukuan dengan jumlah sebesar uang yang dikeluarkan.
2. Pembelian Angsuran
Apabila aktiva tetap diperoleh dari pembelian angsuran, maka dalam harga perolehan aktiva tetap tidak boleh termasuk bunga.
3. Ditukar dengan Surat-surat Berharga
Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara ditukar dengan saham atau obligasi perusahaan. 
4. Ditukar dengan Aktiva Tetap yang lain
5. Diperoleh dari Hadiah atau Donasi
Aktiva tetap yang diperoleh dari hadiah atau donasi pencatatannya bisa dilakukan menyimpang dari prinsip harga perolehan. 
6. Aktiva yang Dibuat Sendiri
Melalui pertimbangan tertentu perusahaan seringkali membuat sendiri aktiva tetap yang diperlukan seperti gedung, alat-alat dan perabot.

Konsep Depresiasi Aktiva Tetap
Depresiasi adalah proses pengalokasian harga perolehan aktiva tetap menjadi biaya selama manfaatnya dengan cara yang rasional dan sistematis.

Metode Depresiasi
Depresiasi dicatat dan dilaporkan dengan menggunakan metode-metode berikut :

1. Garis Lurus (straight-line method)
2. Saldo Menurun (declining balance method)
3. Jumlah angka-angka tahun (sum-of-the-years-digits method)
4. Satuan kegiatan
Depresiasi periodik didasarkan pada tiga faktor berikut :
·         Harga Perolehan adalah : nilai suatu aktiva tetap yaitu harga beli ditambah dengan biaya-biaya yang dikeluarkan sampai aktiva tersebut dapat digunakan atau dipakai untuk kegiatan operasional perusahaan.
·         Nilai residu adalah : taksiran nilai tunai aktiva pada akhir masa manfaat aktiva tersebut.
·         Masa manfaat adalah : jangka waktu pemakaian aktiva yang diharapkan oleh perusahaan.
Metode Garis Lurus (straight line)
Dalam metode ini beban depresiasi periodik sepanjang masa pemakaian aktiva adalah sama besarnya. 
Rumus : Nilai aktiva : Masa manfaat = Tarif depresiasi
              Harga perolehan depresiasi x Tarif depresiasi = Biaya depresiasi
Metode Saldo Menurun (double declining balance)
Pada metode ini biaya depresiasi dari tahun ke tahun semakin menurun, hal ini terjadi karena perhitungan biaya depresiasi periodik didasarkan pada nilai buku (harga perolehan dikurangi dengan akumulasi depresiasi) aktiva yang semakin menurun dari tahun ke tahun.

Rumus : Nilai buku pada awal tahun x Tarif depresiasi = Biaya depresiasi
Metode Jumlah Angka-angka Tahun (sum of the year digits)

Rumus : Harga perolehan awal tahun x Pecahan angka-angka tahun = Biaya depresiasi
Metode Satuan Kegiatan (units of activity)
Dalam metode ini masa pemakaian aktiva tidak dinyatakan dengan jangka waktu melainkan dengan jumlah satuan (unit) yang dapat dihasilkan oleh aktiva yang bersangkutan.
Rumus : Harga perolehan didepresiasi : Jumlah satuan kegiatan = Biaya depresiasi persatuan
              Biaya depresiasi persatuan x Jumlah kegiatan tahun ini = Biaya depresiasi

Pemberhentian Aktiva Tetap
Penghentian aktiva tetap terjadi pada saat aktiva tetap belum habis masa manfaatnya maupun pada saat masa manfaatnya tersebut telah habis. Jika aktiva tetap telah habis masa manfaatnya berarti pada saat penghentian aktiva tetap tersebut telah disusutkan secara penuh.

Bila aktiva tetap dihentikan sebelum masa manfaatnya habis atau selesai, maka akan timbul adanya laba atau rugi akibat penghentian tetap tersebut. 
Penghentian aktiva tetap sebelum habis masa manfaatnya dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu dijual atau ditukar dengan aktiva tetap lain.

Penjualan Aktiva Tetap Aktiva tetap yang dijual sebelum masa ekonomisnya akan diperoleh laba atau rugi dari penjualan aktiva tersebut. Laba atau rugi dari penjualan aktiva tetap dihitung dengan cara membandingkan antara harga jual dengan nilai buku aktiva tetap pada saat dijual. Jika harga jual lebih tinggi dibandingkan dengan nilai buku maka yang terjadi adalah laba, sebaliknya bila harga jual lebih rendah dibandingkan dengan nilai buku maka akan diperoleh rugi. Dan apabila harga jual dan nilai buku besarnya sama maka tidak akan terjadi laba maupun rugi.



About Gunadarma University

Gunadarma University, my campus, where I study, looking for a lot of knowledge. My highest level of education. At the Gunadarma J campus, I ...